Asmaul Husna
Asmaul Husna
Di lihat dari namanya Asmaul Husna terdapat 2 kata yakni Asma dan Husna.
Asma adalah bentuk jamak dari kata ism (اسم) yang artinya adalah nama, berarti asma itu sendiri adalah nama-nama. Sedangkan untuk Husna artinya adalah baik.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik, yakni nama-nama Allah yang baik (indah). Dan hak ini juga sebagai mana terdapat dalam Al-Qur’an Q.S. Al-A‘raf/7: 180 :
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Rasulullah SAW sendiri menjelaskan bahwasanya Asmaul Husna ini sendiri berjumlah 99 nama yang mana disini admin tulisan berupa nazhom asmaul husna nya:
Dan berikut adalah tabel Asmaul Husna yang bisa kamu download di akhir materi ini :
أسماء الله الحسنى | Artinya |
---|---|
الرحمن | Yang Maha Pengasih |
الرحيم | Yang Maha Penyayang |
الملك | Yang Penguasa Mutlak |
القدوس | Yang Suci |
السلام | Yang Pemberi Kesejahteraan |
المؤمن | Yang Maha Memberi Keamanan |
المهيمن | Yang Pengawas |
العزيز | Yang Maha Perkasa |
الجبار | Yang Maha Memaksa |
المتكبر | Yang Maha Megah |
الخالق | Yang Pencipta |
البارئ | Yang Maha Pembentuk |
المصور | Yang Maha Membentuk |
الغفار | Yang Maha Pengampun |
القهار | Yang Maha Memaksa |
الوهاب | Yang Maha Pemberi Karunia |
الرزاق | Yang Maha Pemberi Rezeki |
الفتاح | Yang Maha Pembuka |
العليم | Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu |
القابض | Yang Maha Menyempitkan |
الباسط | Yang Maha Melapangkan |
الخافض | Yang Maha Merendahkan |
الرافع | Yang Maha Meninggikan |
المعز | Yang Maha Memuliakan |
المذل | Yang Maha Menghinakan |
السميع | Yang Maha Mendengar |
البصير | Yang Maha Melihat |
الحكم | Yang Maha Menetapkan Hukum |
العدل | Yang Maha Adil |
اللطيف | Yang Maha Lembut |
الخبير | Yang Maha Mengetahui Segala Hal |
الحليم | Yang Maha Penyantun |
العظيم | Yang Maha Agung |
الغفور | Yang Maha Pengampun |
الشكور | Yang Maha Mensyukuri |
العلي | Yang Maha Tinggi |
الكبير | Yang Maha Besar |
الحفيظ | Yang Maha Memelihara |
المقيت | Yang Maha Pemberi Rezeki |
الحسيب | Yang Maha Membuat Perhitungan |
الجليل | Yang Maha Agung |
الكريم | Yang Maha Pemurah |
الرقيب | Yang Pengawas |
المجيب | Yang Maha Mengabulkan |
الواسع | Yang Maha Luas |
الحكيم | Yang Maha Bijaksana |
الودود | Yang Maha Mengasihi |
المجيد | Yang Maha Mulia |
الباعث | Yang Maha Membangkitkan |
الشهيد | Yang Maha Menyaksikan |
الحق | Yang Maha Benar |
الوكيل | Yang Maha Memelihara |
القوي | Yang Maha Kuat |
المتين | Yang Maha Kokoh |
الولي | Yang Maha Melindungi |
الحميد | Yang Maha Terpuji |
المحصي | Yang Maha Menghitung |
المبدئ | Yang Maha Memulai |
المعيد | Yang Maha Mengembalikan |
المحيي | Yang Maha Menghidupkan |
المميت | Yang Maha Mematikan |
الحي | Yang Maha Hidup |
القيوم | Yang Maha Mandiri |
الواجد | Yang Maha Penemu |
الماجد | Yang Maha Mulia |
الماحي | Yang Maha Menghapuskan Kesalahan |
المنعم | Yang Maha Pemberi Nikmat |
النافع | Yang Maha Memberi Manfaat |
النور | Yang Maha Cahaya |
الهادي | Yang Maha Pemberi Petunjuk |
البديع | Yang Maha Pencipta yang Baru |
الباقي | Yang Maha Kekal |
الوارث | Yang Maha Pewaris |
الرشيد | Yang Maha Pemberi Petunjuk yang Bijaksana |
الصبور | Yang Maha Sabar |
Namun pada pembahasan kali ini akan hanya akan kita bahas empat Asmaul Husna saja, apa saja kah itu? Empat nama tersebut adalah :
Al-‘Alim :
Sifat Allah Al-‘Alim artinya Yang Maha Mengetahui, Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak (abstract) atau yang tidak tampak (non-abstract/gaib). Pengetahuan
Allah Swt tidak terbatas oleh apapun baik itu ruang ataupun waktu. Segala sesuatu yang dilakukan oleh seluruh makhluk-Nya diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, suatu peristiwa yang akan terjadi pun sudah diketahui oleh Allah Swt. Maka dari itulah di sebut dengan Maha Mengtahui karena pengetahuan nya tanpa batas.
”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula). dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).” (Q.S. Al-An’am/6:59)
Dalam ayat lain juga di jelaskan mengenai sifat Al-‘Alim yakni (Q.S. Al-An’am/6:80):
وَحَآجَّهُۥ قَوْمُهُۥ ۚ قَالَ أَتُحَٰٓجُّوٓنِّى فِى ٱللَّهِ وَقَدْ هَدَىٰنِ ۚ وَلَآ أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِۦٓ إِلَّآ أَن يَشَآءَ رَبِّى شَيْـًٔا ۗ وَسِعَ رَبِّى كُلَّ شَىْءٍ عِلْمًا ۗ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ
Dari dua ayat di atas pula kita di haruskan oleh Allah Swt untuk mencari ilmu sebanyak mungkin, agar kita mampu mengetahui seluruh ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Bahkan Allah SWT berjanji akan mengankat derajat orang-orang yang beriman dan yang berilmu sebagaimana firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْ ۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Maka mari kita lebih bersemangat lagi untuk mencari ilmu pengetahuan.
Banyak sekali inspirasi mengenai ilmu pengetahuan ini seperti hal nya kisah Nabi Sulaiman saat di tawarkan untuk memilih apakah harta dan ilmu pengetahuan. Dan perlu di ketahui, meski memiliki pengetahuan yang luas kita selalu di ingatkan oleh Allah bahwa di atas langit masih ada langit dengan firman nya :
وَفَوْقَ كُلِّ ذِى عِلْمٍ عَلِيمٌ
Maka selalu lah rendah hati meski pengetahuan luas.
Dan bahkan ilmu yang kita miliki tidak lah seberapa banyak, ilmu yang kita miliki hanya setetes air di lautan :
قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا
As-Sami’ :
As-Sami’ artinya maha mendengar. Allah Swt. Maha Mendengar semua suara apa pun yang ada di alam semesta ini. Pendengaran Allah Swt. tidak terbatas, tidak ada satu pun suara yang lepas dari pendengaran-Nya, meskipun suara itu sangat pelan. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
”… dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Surah al-Baqarah/2:256)
Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah Swt. yang memiliki sifat Maha Mendengar adalah kita harus mau mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Terlebih lagi jika yang sedang berbicara adalah guru atau orang tua kita. Lalu, bagaimana sikap kita jika tidak senang terhadap apa yang disampaikannya? Tentu kita harus sampaikan hal itu kepada lawan bicara kita dengan sikap dan bahasa yang santun.
As-Sam³’ juga bisa diteladani dengan cara menjadi orang yang peka terhadap informasi. Sebagai generasi muslim kalian tidak boleh ketinggalan informasi. Di samping itu kalian harus terus berlatih untuk dapat memilah informasi yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang batil.
Al-Bashir :
Al-Bashir artinya maha melihat. Allah Maha Melihat segala sesuatu walaupun lembut dan kecil. Allah Swt. melihat apa saja yang ada di langit dan di bumi, bahkan seluruh alam semesta ini dapat dipantau. Hal ini sesuai dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Hujurat/49: 18)
Perilaku yang mencerminkan keyakinan bahwa Allah Maha Melihat adalah hendaklah kita berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai bahan renungan akan kebesaran Allah Swt. Kita diajarkan untuk pandai dan cermat dalam memandang berbagai persoalan di sekeliling kita. Namun jangan lupa, kita juga harus selalu introspeksi diri untuk melihat kelebihan dan kekurangan kita sendiri agar hidup menjadi lebih terarah. Sungguh hal ini sangat indah untuk diamalkan
Al-Khabir :
Secara bahasa, Al-Khabir diambil dari مصدر (kalimat isim/kata benda yang menunjukan suatu kejadian yang tidak di sertai waktu) al-khibru, al-khubru, al-khibrah, al-khubroh, al-makhbarah, dan al-mukhbarah, yang semuanya berarti pengetahuan terhadap sesuatu. Sedangkan al-khabir adalah yang mengetahui sesuatu itu.
Sedangkan definisi yang disebutkan oleh para ulama adalah Dzat yang mengetahui hal-hal yang mendetail pada segala sesuatu, Dzat yang ilmu-Nya sampai pada tingkatan meliputi perkara-perkara batin dan yang tersembunyi, sebagaimana ilmu-Nya juga meliputi perkara-perkara yang tampak. Allah Ta’ala berfirman,
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Sejatinya yang menciptakan itu sangat mengetahui. Dan Dia adalah yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui.” (QS. Al-Mulk: 14)