HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Biografi Singkat Sunan Ampel

Biografi Singkat Sunan Muria

Biografi Singkat Sunan Ampel

Setelah Biografi Singkat Sunan Ampel

Setelah Biografi Singkat Sunan Gresik, kali ini kita akan membahas Biografi Singkat Sunan Ampel yang merupakan Wali Songo, dimana kita tahu Wali Songo merupakan tokoh yang menyebarkan ajaran Islam di nusantara khususnya di tanah Jawa. Dari sembilan wali, salah satunya ada nama Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Walaupun Sunan Ampel berasal dari keturunan bangsawan, namun ia tidak suka berfoya-foya. Sosoknya pun dikenal agamis dan memiliki akhlak yang baik. Dengan pendekatan yang baik, Sunan Ampel mampu menyebarkan ajaran Islam dengan filosofinya yang terkenal yakni Moh Limo.

Biografi Sunan Ampel

Sunan Ampel dikenal dengan nama Raden Rahmat. Nama aslinya adalah Sayyid Ali Rahmatullah. Ayah Sunan Ampel bernama Syekh lbrahim As-Samarqandi, seorang ulama asal Samarkand, kota di Uzbekistan, Asia Tengah. bunya seorang putri raja bernama Dewi Candrawulan dari Kerajaan Campa, Kamboja. Sedangkan silsilah keturunannya bersambung sampai-Rasultlah Saw. melalui jalur Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Saw. Raden Rahmat datang ke Pulau Jawa bersama ayah dan saudara tuanya yang_bernama Sayyid Ali Murtadho dan Raden Burereh yang sebelumnya tinggal di Campa. Mereka datang bersama sejumlah kerabat. Kedatangannya ke pulau Jawa diperkirakan tahun 1440 M atas undangan dari Prabu Sri Kertawijaya (1451 M) raja Kerajaan Majapahit, untuk memperbaiki perilaku masyarakat Majapahit yang konon saat Itu mengalami kemunduran dan kemerosotan moral. Kedatangan rombongan ke Majapahit juga dikarenakan adanya hubungan keluarga antara ibunya dan istri Prabu Sri Kertawijaya, Dewi Darawati, yang berasal dari Campa.

Setelah beberapa lama tinggal di Majapahit, Raden Rahmat menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung Arya Teja, Bupati Tuban yang Juga cucu Arya Lembu Sura, Raja Surabaya yang muslim. Dari pernikahannya lahir anak dan cucu yang menjadi generasi penerus dakwahnya menyebarkan Islam. Begitu pula hubungan kekerabatannya dengan penguasa Surabaya, Arya Lembu Sura, yang pada gilirannya akan membawa Raden Rahmat menjadi penguasa Surabaya, Kedudukan ini memberikan berikan peluang baginya melakukan penyebaran Islam secara luasa dan merintis pembangunan Kota Surabaya. Kondisi ini didukung pula dengan dengan keberadaan Raja Majapahit, Prabu Sri Kertawijaya (1447-1451 M) sebagai Maharaja Majapahit yang menaruh perhatian besar dengan perkembanganagama islam. Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Ampel membangun masjid dan pesantren dan_menjadikannya sebagai pusat pengaderan mubalig yang disebar ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Gelar Sunan yang diberikan kepada Raden Rahmat karena kedudukannya sebagai Raja (Bupati) Surabava dan sebagai guru suci di Dukuh Ampel. Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di samping Masjid Ampel, Kota Surabaya.

Peran Sunan Ampel dalam Perkembangan Islam di Indonesia

Dalam melakukan dakwah Islam di daerah Jawa, Sunan Ampel punya peran penting dalam pengembangan syiar Islam, yaitu sebagai berikut.

Membentuk jaringan kekerabatan dalam menyebarkan Islam

Dalam mengembangkan agama Islam, Sunan Ampel punya peran penting dalam membentuk jaringan kekerabatan, yaitu melalui perkawinan para penyebar Islam dengan putri-putri penguasa bawahan Majapahit. Dan Strategi inilah yang menjadikan Islam lambat laun semakin kuat dan mendapatkan dukungan dari para penguasa. Di antara penyiar Islam yang punya hubungan kekerabatan dengan penguasa Majapahit, antara lain sebagai berikut.

  1. Raden Usen dinikahkan dengan putri Arya Baribin, Adipati Madura. Raden Usen adalah seorang mubalig asal Rusia Selatan dekat dengan Samarkand yang ditugaskan sebagai imam dan mengislkan masyarakat Rusia Sumenep, Madura.
  2. Syekh Waliyul Islam menikah_dengan Putri Retno Sambodi, anak Pasuruan. Lembu Murudha atau di kenal Mbah Gunung Bromo.
  3. Syaikh Maulana Gharib dinikahkan dengan Niken Sundari, putri Patih Majapahit yang bernama Mahodara.
  4. Putri Sunan Ampel, Dewi Murtasiyah dinikahkan dengan santrinya Raden Paku dikenal dengan Sunan Giri, begitu pula putrinya Murtasimah dinikahkan dengan Raden Patah yang menjabat sebagai adipate Demak. Hubungan dan jaringan kekeluargaan antarpenquasa daerah dan penyebar melalui Islam menjadikan agama lslam cepat meluas di berbagai daerah meidi peran para Wali Songo.
Melakukan perubahan menuju tradisi bernilai keislaman

Masyarakat pesisir utara Jawa adalah masyarakat yang hidup dalam tradisi dan budaya yang turun-temurun. Dalam dakwahnya, Sunan Ampel membawa ajaran Islam yang disampaikan dengan cara damai, moderat, toleran, dan menyesuaikan tradisi.masyarakat yang telah ada.

Sebelum kedatangan para penyiar Islam, orang-orang Majapahit mengenal upacara peringatan terhadap orang mati yang disebut sraddha. Upacara sraddha adalah upacara umat Hindu untuk mengenang kematian seseorang. Setelah kedatangan penyiar Islam Campa yang dipelopori oleh Sunan Ampel, penduduk Majapahit mulai memperingati tradisi kenduri dan memperingati kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-40, ke- 100, dan ke-1000. Dalam praktiknya, masyarakat berkumpul mendatangi keluarga yang ditinggal, lalu acara diisi dengan zikir, tahlil, dan doa. Tradisi keagamaan tersebut bukanlah berasal dari ajaran Hindu-Buddha, melainkan dari tradisi keagamaan muslim Campa yang dikenalkan oleh Sunan Ampel.

Membangun masjid dan pesantren sebagai pusat penyebaran Islam

Masjid Ampel merupakan bangunan tempat ibadah yang menyimpan banyak sejarah. Masjid tersebut didirikan pada tahun 1421 M. Arsitektur masjidnya memadukan arsitektur Hindu-Buddha dan khazanah Islam untuk kepentingan dakwah. Model atap tumpang pada masjid menggambarkan adanya akulturasi budaya Islam dan Hindu-Buddha. Tang-tiang masjidnya masjid kokoh hingga sekarang. Selain membangun masjid, Sunan Ampel juga membangun pesantren tempat mengajarkan murid-muridnya membaca Al-Qur’an, syariat, dan tasawuf. Di tempat ini pula, ia mengader para santri-santri yang akan melanjutkan dakwah Islam, di antaranya Sunan Giri, Raden Patah, Sunan Bonang, Raden Kusen, dan Sunan Drajat.

Ajarannya yang banyak dikenal adalah falsafah limo (Moh Limo) atau tidak melakukan lima hal yang isinya antara lain sebagai berikut:

  1. moh main atau tidak berjudi,
  2. moh ngombe atau tidak mabuk-mabukan,
  3. moh maling atau tidak mencuri,
  4. moh madat atau tidak mengisap candu, dan
  5. moh madon atau tidak berzina.

Sikap Positif dalam Pribadi Sunan Ampel

Dalam usaha menyebarkan dan mengembangkan dakwah Islam di Indonesia, Sunan Ampel patut menjadi teladan dalam sikap positif yang ditunjukkannya. Adapun sikap positifnya antara lain sebagai berikut :

  1. Berdakwah dengan santun penuh kearifan tanpa mencaci pendapat dan agama orang lain. Kisah teladan menarik ketika Sunaan Ampel mengajak Prabu Brawijaya V (Prabu Sri Kertawijaya) memeluk Islam, meskipun akhirnya tidak memeluk agama Islam namu ia terkesan dengan ajaran agama Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia.
  2. Toleran dan selalu menjalin hubungan baik dengan semua kalangan. Menghadapi kebudayaan Jawa yang sudah sangat tua dan masih kental dengan tradisī Hindu-Buddha serta agama Kapitayan (agama asli nenek moyang), Sunan Ampel secara perlahan melakukan perubahan tradis yaitu dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang bernilai islami.
  3. Sosok pemimpin yang merangkul tanpa memandang kasta dan jabatam. Sosok Raden Rahmat bukan hanya pemimpin agama, teteapi juga raja (bupati). Dua kepemimpinan yang disandangnya membuatnya bergaul dengan siapa saja dari semua kalangan.
  4. Seorang guru yang mendidik dengan penuh keikhlasan dalam menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya, sehingga lahir generasi penyebar Islam yang melanjutkan dakwahnya ke penjuru Indonesia

Prinsip dakwah yang disampaikan para WaliSongo sejalan dengan aiaran agama yang menjunjung nilal-nilai akhlak mulia sebagaimana mana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Itulah Biografi Singkat Sunan Ampel yang bisa admin tuliskan. Semoga bermanfaat