Al-Qur'an Dan Hadist Sebagai Pedoman Hidup
Al-Qur'an Dan Hadist Sebagai Pedoman Hidup di LP
Materi menganai Al-Qur'an Dan Hadist Sebagai Pedoman Hidup adalah materi penting dalam belajar PAI atau BTQ Tentu nya, karena Al-Qur'an Dan Hadist adalah sumber utama hukum, sebagaimana di jelaskan dalam sabda Rasulallah SAW bahwasannya Rasulullahﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Telah kutinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik dalam al-Muwatha‘)
Namun, hal penting yang perlu kita ketahui adalah pengeritian dari Al-Qur'an Dan Hadist terlebih dahulu, kemudian fungsi dari keduanya. Baiklah kita bahas secara terperinci pengertian Al-Qur'an Dan Hadist berikut pa da materi Al-Qur'an Dan Hadist Sebagai Pedoman Hidup.
Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur'an secara bahasa berasal dari kata (قَرَأَ - يَقْرأُ- قِرَأَةً- وَقُرْآنًا) yang artina bacaan, Al-Qur'an juga bentuk mashdar dari قراة yang berarti menghimpun dan mengumpulkan, sedangkan menurut istilah Al-Qur'an mememiliki pengertian sendiri dari beberapa tokoh berikut :
- Menurut Manna’ Al-Qhattan :
كَلَامُ اللهِ المُنَزًّلُ عَلَي مُحَمَّدٍ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمُتَعَبَدُ بِتِلَاوَتِهِ
Artinya : kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mana orang yang membacanya akan mendapat pahala
- Menurut Al-Jurjani :
هُوَ اَلْمُنَزَّلُ عَلَى الرَّسُولِ المَكْتُوبِ فِى الْمَصَاحِفِ اَلْمَنْقُولُ عَنْهُ نَقْلًا مُتَوَاتِرًا بِلَا شُبْهَةٍ
“ kitab Allah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawattir tanpa keraguan”.
- Menurut kalangan pakar ushul fiqh, fiqh, dan bahasa Arab :
كَلَامُ اللهِ المُنَزَّلُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ ﷺ اَلْمُعْجِزِ اَلْمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَتِهِ اَلْمَنْقُولُ بِالتَّوَاتُرِ اَلْمَكْتُوبِ فِى اَلْمَصَاحِفِ مِنْ اَوَّلِ سُوْرَةٍ اَلْفَاتِحَةِ اِلَى سُورَةٍ النَّاسِ
“Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad. Lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai ibadah, diturunkan secara mutawattir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai pada surat An-Nass”.
Al-Qur'an memiliki nama lain sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur'an itu sendiri diantaranya adalah :
- Al-Furqan | Al-Quran juga disebut Al-Furqan, yaitu pembeda antara yang hak dan yang batil. Artinya : “dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan[ Yaitu di hari bertemunya dua pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Anfal : 41)
- Al-Burhan | Artinya ialah bukti yang menunjukkan kebenaran. Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)”. (QS. An-Nisaa : 174)
- Al-Kitab | Artinya tulisan, buku. Artinya: Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS. Al-Baqarah : 2) Tuhan menamakan Al-Quran dengan Al-kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al-Qur'an diperintahkan untuk ditulis.
- Al-Huda | Artinya petunjuk. Artinya :” (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah : 185)
- Adz-Zikir | Artinya pembei peringatan. Artinya :”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr : 9)
- Al-Mau’idhah | Artinya pelajaran atau nasihat. Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus : 57)
- Asy-Syifaa | Obat atau penyembuh. Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus : 57)
- Al-Hukm | Peraturan atau hukum. Artinya : “dan Demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, Maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah”. (QS. Ar-Ra’d : 37)
- Al-Hikmah | Kebijaksanaan. Artinya : “Itulah sebagian Hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan janganlah kamu Mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam Keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)”. (QS. Al-Israa’ : 39)
- At-Tanzil | Yang diturunkan. Artinya : “dan Sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam”, (QS. Asy-Syuaraa : 192)
- Ar-Rahmat | Karunia. Artinya : “dan Sesungguhnya Al qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. )QS. An-Naml : 77)
- Ar-Ruh | Ruh. Artinya : “dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS. Asy-Syuuraa : 52)
- Al-Bayan | Penerang. Artinya : “(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran : 138)
- Al-Kalam | Ucapan atau firman. Artinya : “dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui”. (QS. At-Taubah : 6)
- Al-Busyraa | Kabar gembira. Artinya : Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. QS. An-Nahl 102
- An-Nur | Cahaya . Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)”. QS. An-Nisaa 174
- Al-Bashair | Pedoman . Artinya : “Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini”. QS. Al-Aljatsiyah 20
- Al-Balagh | Penyampaian atau kabar. Artinya : “(Al-Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran”. QS. Ibrahim 52
- Al-Qaul | Perkataan . Artinya : “dan Sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut Perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran”. QS. Al-Qhashash 51
Fungsi Al-Qur'an sebagai Sumber Pokok Ajran Islam
Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an memiliki fungsi dalam ajaran islam. sebab dari dari Al-Qur'an-lah segala pokok syariat diambil, yang mana syariat ini mencakup segala aspek yakni secara global bagi manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun pokok-pokok ajran yang terkandung dalam Al-Qur'an sendiri berikut :
- Akidah (keimanan) yakni keyakinan seorang hamba Allah, bahwa Allah adalah Maha Segala-galanya, baik sifat atau dzatnya. Keimanan memiliki enam cakupan yaitu Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir, Qada dan Qadar.
- Ibadah yaitu sebagai penghambaan diri terhadap allah SWT. dengan cara melaksanakan segala yang diperintahkannya dan menjauhi segala larangannya baik berupa perkataan, maupun perbuatan.
- Akhlak yaitu budi pekerti yang baik, yang menciptakan hubungan baik antar sesama manusia (hablum minan nas) .
- Hukum yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia sebagai hamba Allah dengan Allah SWT (sang pencipta atau kholiq), hubungan manusia dengan manusia, atau hubungan manusia dengan alam.
Pengertian Hadist
Hadits secara bahasa berarti Al-Jadiid (الجديد) yang artinya adalah sesuatu yang baru, kebalikan dari Al-Qadiim (القديم) yang artinya sesuatu lama. Sedangkan hadits menurut istilah para ahli hadits adalah :
مَا أُضِيْفُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ قَوْلٍ، أَوْ فِعْلٍ، أَوْ تَقْرِيْرٍ، أَوْ وَصْفٍ
Adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam baik ucapan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat.
Hadist sering juga di sebut dengan sunnah. Namun benarkah demikian? Hadist memiliki nama lain yang lumrah di kenal dengan sunnah, atsar, dan khabar.
As-Sunnah
Semua yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. baik perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat budi pekerti atau perjalanan hidup Rasul. Maka dari itulah hadist sering sekali disamakan dengan sunnah
Khabar
Khabar adalah sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW dan selainnya.
Atsar
Atsar menurut bahasa ialah bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu. Dan berarti nukilan (yang dinukilkan). Sedangkan menurut istilah yaitu segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat, dan boleh juga disandarkan pada perkataan Nabi SAW.
Fungsi Hadist
Secara struktur hadits terdiri atas dua komponen utama yakni sanad/isnad (rantai perawi) dan matan (redaksi). Sanad adalah suatu riwayat yang terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sedangkan matan adalah redaksi atau isi dari hadits.
Umat Islam memandang hadis sebagai dasar hukum dan menempatkanya pada tempat kedua setelah Al-Qur'an karena hadis memperoleh dasar kebenarannya dair Al-Qur'an dan bimbingan dari Allah SWT yang seslau terjaga kebenarannya.
Oleh karena itu, hadis mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Bayan Al- Taqrir (memperjelas isi Al Quran) Salah satu fungsi hadits terhadap Al-Qur’an adalah sebagai penjelas isi dari Al-Qur’an itu sendiri.
Contoh, Permasalahan wudhu. Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS.Al-Maidah:6)
Kemudian diperjelas dalam hadis Nabi dari riwayat Abu Hurairah yang berbunyi, “Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai ia berwudhu” (HR. Bukhari)
b. Bayan At-Tafsir (menafsirkan isi Al Quran) Salah satu fungsi hadits terhadap Al-Qur’an adalah memberikan tafsiran (perincian) terhadap isi Al-Qur’an yang masih memiliki sifat umum (mujmal). Selain itu, hadis juga berfungsi memberikan batasan pada ayat-ayat yang sifatnya adalah mutlak (taqyid)
c. Bayan at-Tasyri’ (memberi kepastian hukum islam yang tidak ada di Al Quran) Salah satu fungsi hadits terhadap Al-Qur’an sebagai pemberi kepastian hukum yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an. Biasanya Al-Qur’an hanya menerangkan pokok-pokoknya saja. Maka, dibutuhkan kepastian hukum khusus dalam menelaah pokok-pokok hukum di dalam Al-Qur’an.
d. Bayan Nasakh (mengganti ketentuan terdahulu) Salah satu fungsi hadits terhadap Al-Qur’an adalah menghapuskan ketentuan lawas (lama) dengan ketentuan baru yang dianggap lebih cocok pada zamannya dan lebih memiliki maslahat dan manfaat yang lebih luas.
Bentuk Hadis
Berdasarkan bentuknya, hadis terdiri atas beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut. a. Hadis qauli Hadis qauli adalah hadis yang berisi tentang segala perkataan Nabi Muhammad Saw. berupa tuntutan dan petunjuk syara', peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah baik yang berkaitan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak. Berikut contoh dari hadis qauli : Artinya: "Dari Utsman R.A dari Nabi Muhammad Saw., beliau bersabda: Orang yang paling baik di antara kaljan ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." (H.R. Bukhari) b. Hadis Fi'li Hadis fi'li adalah hadis yang berisi tentang segala perbuatan Rasulullah Saw. yang pada saat itu menjadi panutan para sahabat dan menjadi keharusan bagi semua umat Islam untuk mengikutinya. Adapun contoh dari hadis fi'li sebagai berikut. Artinya: "Dari Jabir bin 'Abdullah berkata, "Rasulultah melaksanakarl salat di atas tunggangannya menghadap ke mana arah tunggangannyd menghadap. Jika Beliau hendak melaksanakan salat yang wajib, maka beliau turun lalu salat menghadap kiblat." (H.R. Bukhari dan Muslim) c. Hadis Taqriri Hadis taqriri adalah hadis yang berupa, ketetapan Nabi Muhammad Saw. terhadap apa yang datang atau yang dikemukakan oleh para sahabatnya dan selanjutnya belia u membiarkan atau mendiamkan perbuatan tersebut, tanpa menyampaikan penegasan apakah beliau membenarkan atau menyalahkannya. Adapun contohnya sebagai berikut. Artinya: "Dari Abu Sa'id Al-Khudri RA. ia berkata: "Pernah ada dua orang berpergian jauh dan waktu salat telah tiba, sedang mereka tidak membawa air, kernudian mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih dan melakukan salat, (alu keduanya mendapati air (dan waktu salat masih ada), kemudian salah seorang dari keduanya mengulangi salatnya dengan air wudhu dan yang satunya tidak mengulangi. Mereka menemui Rasulu(lah shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu. Maka beliau bersabda kepada orang yang tidak mengulangi salatnya: 'Kamu sesuai dengan sunah dan salatmu sudah cukup' Dan beliau juga berkata kepada yang berwudhu dan mengulangl salatnya: 'Bagimu pahala dua kali'". (H.R. Ad-Darimi)
Cara Memfungsikan Al-Qur'an dan Hadis dalam Kehidupan Sehari-hari
Al-Qur'an adalah mukjizah terbesar yang Allah SWT turunkan kepada Nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW yang mana berlaku sepanjang masa. Hal ini terbukti dengan berbagai hal yang ada di sekitar kita, sehingga Al-Qur'an sangat kontekstual kapanpun dimanapun. Maka patutlah sebagai pedoman hidup. Seyogyanya kita sebagai umat islam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari yakni dengan berbagai hal berikut :
1. Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidpan pribadi
Setiap muslim wajib menggunakan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidupnya sehari-hari. Allah berfirman dalam surat An-Nur. “Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Alloh dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) diantara mereka, mereka berkata, ‘’Kami mendengar, dan kami taat.’’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. An-Nur/24: 51) Allah berfirman dalam surat Al-Ma’idah : “Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itulah orang-orang zalim. (Q.S. al-Ma’idah/5: 45) Rasulullah bersabda : “Barang siapa taat kepadaku, berarti dia taat kepada Alloh. Barang siapa maksiat kepadaku, berarti dia maksiat kepada Alloh”. (Q.S. al-Bukhari dari Abu Hurairah No. 6604)
2. Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan keluarga.
Rumah tangga muslim adalah rumah tangga yang dibangun diataspetunjuk Alloh swt. Dan Rasul-Nya. Dalam kehidupan berkeluarga, Alloh swt. Dan Rasul-Nya banyak memberikan bimbingan. Allah SWT berfirman. “Laki-laki ( suami) itu perlindungan bagi perempuan( istri ), karena Alloh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dank arena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Alloh) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena aaloh telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika menaatimu, maka janganlah kamu mencarai-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Alloh Mahatinggi, Mahabesar”. (Q.S. an-nisa’/4: 34)
Rasulullah SAW bersabda. “Dari Abdullah bin Umar r.a., dia berkata, ‘’Aku mendengar Rasulalloh saw. Bersabda, ‘Kamu semua adalah pemimpin dan harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam lingkungan rumah tangga suaminya dan harus bertanggung jawab ats kepemimpinannya”. (H.R. al-Bukhari No. 844)
3. Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia selalu memerlukan orang lain dalam berinteraksi. Agar tercipta suatu masyarakat yang baik, Al-Qur’an memberikan berbagai petunjuk. a. Kesediaan untuk saling menolong dalam kehidupan Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ma’idah “… Dan tolong-menolonglah kamudalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Alloh, sungguh, Alloh sangat berat siksaan-Nya”. (Q.S. al-Ma’idah/5: 2) Nabi Muhammad SAW bersabda. “Alloh akan selalu menolong seorang hamba, selama hamba itu mau menolong saudaranya”. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah No. 4867) b. Berbuat baik kepada sesama Allah SWT berfirman. “Dan sembahlah Alloh dan janganlah kamu memeprsekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba shaya yang kamu miliki. Sungguh, Alloh tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. (Q.S. an-Nisa’/4: 36) Rasulullah bersabda. “Barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, hendaklah berbuat baik kepada tetangganya”. (H.R. Muslim dari Abu Syuraih al-Khuza’iy No. 69) Allah SWT berfirman. “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang berimandan mengerjakan kebajikanserta saling menasihatiuntuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. (Q.S. al-‘Asr/103: 1-3) Nabi Muhammad SAW bersabda. Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam: apabila engkau bertemu, berilah salam kepadanya; apabila engkau di undang, datanglah; apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; apabila dia bersin lalu memuji alloh,doakamlah dia; apabila sakit, jenguklah dia; apabila mati, ikutilah jenazahnya. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah no. 4867)
4. Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Manusia diciptakan Alloh SWT.
Dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tentu saja, manusia memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Untuk itu, manusia harus saling menghargai agar terwujud kehidupan yang rukun sehingga dapat hidup aman dan sejahtera. Sebagaiman firman Allah SWT. “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-sukuagar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh iyalah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Alloh Maha mengetahui mahateliti”. (Q.S. al-Hujarat/49: 13) Allah SWT juga berfirman. “….dan bermusyawaralah pada mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkantekad, maka bertawakallah kepada Alloh. Sungguh, Alloh mencintai orang yang bertawakkal”. (Q.S. Ali ‘Imran/3: 159)
5. Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai hakim dalam menyelesaikan masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan dengan berbagai persoalan.
Sebagai seorang mukmin, semua persoalan segera di selesaikan sesuai petunjuk Al-Qur’an dan hadis. Allah SWT berfirman. “Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Alloh dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, aka nada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Alloh dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata”. (Q.S. al-Ahzab/33: 36)
Menerapkan Hukum Al-Qur'an dan Hadis dalam Kehidupan Sehari-hari
Al-Qur'an Dan Hadist sebagai standar kebenaran dalam melakukan aktivitas hidup sehingga kita menjadi orang-orang yang selalu lurus dalam kebenaran itu dan mendaptkan kebaikan dari Allah SWT.
Misalnya, melakukan ibadah salat berdasarkan perintah Al-Qur'an dengan melihat tata cara rasul melakukannya, saum, ibadah haji, pergaulan di masyarakat, atau tatanan hidup berbangsa dan negara.
Penerapan Al-Qur'an dan Hadis dalam hiduap sehari-hari akan membentuk pribadai yang mulia dengan sikap sebagai berikut.
a. Berlaku Adil
Al-Qur'an dan hadis mengatur dan mengajarkan bagaimana bersikap adil dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan bersipak adil, manusia akan menjadikan orang-orang menjadi bertakwa.
“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa.” (Q.S. Al Maidah [5]:8)
Perilaku adil dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam bentuk sebagai berikut.
1) Adil dalam menentukan sikap sesuai dengan ajran
2) Adil dalam menerapkan huku
3) Adil dalam hidup, artinya menjaga keseimbangan hidup di dunia
4) Adil dalam membelanjakan harta
5) Adil dalam memberikan kesaksian
b. Pribadai yang Syukur
Orang yang berpedoman pada Al-Qur'an dan hadis senantiasa dalam mencari rezekinya akan selalu mempertimbangakan penilaian, misalnya akan mencari rezeki dengan halal mengeluarkan hak orang lain dalam harta, tidak berlebihan, mampu untuk selalu mengingat Allah dalam setiap kesempatan.
Karena dengan bersikap syukur dia akan mampu menggunakan renga, pikiran, dan hartanya untuk Allah. Misalnya akan selalu taat beribadah, mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, membantu orang yang membutuhkan, dan lain-lain.
c. Pribadi yang Takwa
Dengan berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan hadis, Ia akan selalu berhati-hati dalam berbuat. Oleh karena itu, ia akan lebih introspeksi diri dan lebih meningkarkan kualitas keimanan, keilmuan, dan ibadahnya.
Misalnyam dengan banyaknya mencari ilmu, berdiskusi, belajar yang baik, melakukan ibadah tepat waktu, banyak melakukan ibadah sunnah seperti saum senin kamis, salat sunnah Rawatib, berakhlakul karimah, berbakti kepada orang tua, hormat kepada guru, dan lain-lain.
Melalui upaya inilah keranya pribadi yang takwa akan tercapai dalam setiap waktu dan akan mendapat kemuliaann dari Allah SWT.
Menyebarluaskan Ajaran Al-Qur'an dan Hadis
Al-Qur'an Dan Hadist harus tersebar luas agar menjadi sebuah tuntutan bagi semua umat Islam agar terwujud kehidupan Islami. Penyebaran ajaran ini baik melalui sistem belajar mengajar maupun berdakwah bagi setiap manusia. Pelaksanaan ini dapat dipraktikan dalam proses belajar mengajar, atau berdakwah di lembaga format atau nonformal. Misalnya, sekolah,perguruan tinggi, lembaga pelatihan, masjid, majelis taklim, dan perusahaan.Upaya ini untuk mewujudkan agar dalam setiap segi kehidupan manusiaterbimbing oleh ajaran Al-Qur'an dan hadis. Bentuk pengajaran dan dakwah ini dapat berupa, sebagai berikut.
Membaca dan mengkaji Al-Qur'an dan hadis, baik dalam keluarga ataupun masyarakat.
- Saling memberikan nasihat, baik dalam kebenaran maupun kesabaran.
- Mendukung setiap upaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi manusia.
- Bijaksanan dalam bersikap,bertutur kata, maupun berbuat.
- Rela mengorbankan harta, jiwa demi kepentingan ajaran Islam.
Inilah di antra cara yang dapat diterapkan untuk memfungsikan Al-Qur'an dan hadis dalam kehidupah sehari-hari sehingga kita mampu untuk menjadi orang yang terbimbing dalam hidup sehingga kita menjadi orang mendapat kebagagiaan, baik di dunia maupun akhirat.