HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Niat Puasa Ramadhan

Niat Puasa Ramadhan

Niat Puasa Ramadhan

Niat Puasa Ramadhan menjadi bagian penting dari hal terpenting dalam puasa, sebagaimana ibadah lain, puasa juga di di laksanakan dengan niat, sebagaimana mana telah Rasulallah sampaikan :

إِنَّمَا الْأَ عْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Namun pada praktiknya tidak sedikit dalam hal niat ini pun menjadi perselisihan, diantara yang sering menjadi perselisihan adalah niat puasa ramadhan setiap hari atau boleh dengan berniat satu bulan penuh yakni di laksanakan di malam awal puasa? Sebagaimana di jelaskan sebelumnya di atas, niat puasa adalah syarat dalam melaksanakan puasa, dan dalam Madzhab Syafi’i niat puasa ramadhan khususnya di laksanakan setiap hari sebelum melaksanaan puasa dengan niat sebagaimana biasa kita gunakan yakni :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَإِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةَ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى 

Artinya : “Saya niat berpuasa besok hari, sebagai penunaian fardu Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala”.

Imam Al-Adzra’i menjelaskan mengenai niat, bahwa jika seseorang masih mempunyai tanggungan puasa (puasa qadha) seperti yang akan dikerjakannya, misalnya qadha Ramadhan sebelumnya, maka hukumnya wajib menjelaskan tunai atau ta’yin tahun mana yang dimaksudkan. Namun bagaimana dengan niat puasa satu bulan penuh sebab di khawatirkan lupa akan berniat dalam puasa? Dalam berpuasa memang perlu berniat, sebagai upaya prefentive memang di perlukan, seperti niat puasa ramadhan satu bulan penuh misalnya sebagaimana sudah di ketahui niat puasa dengan lafadz berikut :

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذَهِ كُلِّهِ 

Artinya : “Saya niat puasa ramadhan satu bulan penuh”. 

Namun, ini menurut pendapat Imam Hanafi, bukan pendapat Imam Syafi’i, lantas boleh kah berniat satu bulan penuh dengan dalil agar lebih kehati-hatian? Tentu taqlid dalam berpuasa ini berbeda dengan keadaan dalam melaksanakan haji yang bersifat darurat. Dan tradisi kita di Indonesia, berniat selalu di laksanakan seusai shalat tarawih. Sehingga tidak memungkinkan lupa karena dilaksanakan bersama-sama atau berjamaah. Sedangkan berbeda dengan kasus saat ibadah haji yang mana menurut Imam Syafi’i bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram adalah membatalkan wudhu, ketika melaksanakan tawaf tidak dapat di hindari seluruh jamaah pasti bersentuhan, maka dalam keadaan darurat ini lah boleh bertaqlid. Dan kedua kasus ini berbeda jauh sehingga niat puasa ramadhan harus dilaksanakan setiap hari, sehingga dalam bermadzhab tidak mudah berpindah dari satu madzhab ke madzhab lain hanya karena memilih yang mudah dan itu sangat di larang tentunya, dan penjelasan mengenai puasa di laksanakan setiap malam sebelum puasa sebagaimana di kutip dalam kita Fathul Mu’in Juz 1 Halaman 216 :

 فلو نوى أول ليلة رمضان صوم جميعه: لم يكف لغير اليوم الأول. قال شيخنا: لكن ينبغي ذلك، ليحصل له صوم اليوم الذي نسي النية فيه  عند مالك، كما تسن له أول اليوم الذي نسيها فيه، ليحصل له صومه عند أبي حنيفة. وواضح أن محله: إن قلد، وإلا كان متلبسا بعبادة. فتح المعين. ج.١. ص. ٢١٦

Maka apabila dia niat di awal malam puasa ramadhan seluruhnya yakni satu bulan penuuh, maka itu tidak cukup melainkan niat tersebut hanya untuk satu hari saja yaitu hari pertama.
Guru kami berkata : “Tetapi sebaiknya niat puasa seluruh ramadhan di awal malam ramadhan, agar puasa di hari yang dia lupa belum niat bisa di perolehnya menurut pendapat Imam Malik”. Sebagaimana di sunnahkan niat baginya di awal hari yang dia lupa belum niat puasa di hari itu, agar bisa didapatkan puasa di hari itu menurut Imam Abu Hanifah, Dan itu jelas tempatnya apabila dia taqlid ikut padanya, Dan apabila dia tidak taqlid pada imam tersebut, maka dia telah mencampur pada suatu ibadah.

Dan itulah sekelumit penjelasan mengenai Niat Puasa Ramadhan yang dapat admin tulisanguru.com jelaskan semoga bermanfaat. Dan semoga puasa tahun ini bisa lebih baik dari puasa sebelumnya.  Selamat menunaikan ibadah puasa.