Macam-macam Waqaf
Macam-macam Waqaf
Setelah mempelajari Waqaf Dan WashalWaqaf Dan Washal maka kitapun akan mempelajari Macam-macam Waqaf. Tentu saja ini menjadi hal penting karena ketika membaca dalam Al-Qur’an tentu berhenti (Waqaf) di karenakan bisa dari beberapa hal. Berikut adalah macam-macam Waqaf :
Waqaf Idhthirari (اضطراري)
Idhthirari berasal dari bahasa ضرر yang artinya adalah darurat. Seorang qori (orang yang membaca Al-Qur’an) bisa saja membaca dalam ke adaan darurat seperti kehabisan nafas, batuk, menguap, menjawab salam atau lupa, hukum nya boleh. Saat dalam posisis waqaf ini ada dua pilihan bagi yang membaca :
- Ia wajib memulai bacaan dari kalimat sebelumnya yang cocok, baik dan tidak merubah makna yakni sempurna. Contoh dalam membaca surat Al-‘Ashr yang sering kali kita dengar dari kecil yakni membaca ayat kedua dengan ayat ke tiga seperti contoh :
اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ
kalimat sering kita berhenti pada kalimat (اِلَّا) kenapa demikian? Karena di khawatirkan kehabisan nafas sebab ayat yang panjang? Tentu tidak hanya itu, karena di khawatirkan akan merusak makna. Makna yang mana? Makna ayat kedua, yang memiliki arti “Sesungguhnya manusia dalam kerugian” bila berhenti pada yata tesebut, maka artinya pun sungguh tidak cocok, karena masih ada kaitan dengan ayat setelahnya yakni berbunyi (اِلَّا) yang artinya pengecualian, maka dari itu kita sering membaca dan berhenti pada lafadz (اِلَّا) dan memulai lagi pun dari lafadz (اِلَّا).
- Ia boleh melanjutkan bacaannya tanpa harus memulai dari bacaan sebelumnya apabila bacaannya telah sempurna. Contoh : membaca surat Al-Fil :
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ
berhenti pada ayat tersebut tidak harus mengulang dari ayat sebelumnya, kenapa demikian? karena ayat pertama sudah memiliki arti lengkap meski dengan sebuah kalimat pertanyaa (اَلَمْ) maka ayat membaca ayat keduapun tidak mesti di ulang sebab merupakan pertanyaa kedua.
Waqaf Intizhari (انتظاري)
Waqaf Intizhari (انتظاري) berasal dari kata (انتظار) yang artinya menunggu, waqaf ini terjadi saat kita membaca Al-Qur’an pada ayat yang akan di waqafkan namun menjadi perselisihan diantara ‘Ulama antara boleh dan tidaknya untuk waqaf. Sebagian ‘Ulama memperbolehkan, sebagian tidak boleh waqaf. Untuk itu di namakan intizhor yang artinya menunggu hasil dari perselisihan tersebut. Sebagian pendapat menjelaskan waqaf ini adalh berhenti pada ayat belum sempurna yang bertujuan agar memahami bagaimana mewaqafkan dalam hal belajar Qiro’at dan hukumnya adalah boeh.
Waqaf Ikhtibari (اختباري)
Kata ikhtibari (اختباري) berasal dari kata khabar, yang artinya keterangan, memberi tahu, yakni memberitahukan tanda waqaf yang terpotong atau yang tersambung. Waqaf ini dimaksudkan untuk menguji, yakni seorang mudabbir/mu’allim (guru) kepada muridnya sang Qori (yang membaca Al-Qur’an) yang sedang belajar Al-Qur’an agar memahami bagaimana cara mewaqafkan.
Waqaf Ikhtiari (اختياري)
Kata Ikhtiari (اختياري) berasal dari kata Ikhtiar, yang artinya memilih. Waqaf ini juga sering di sebut waqaf iijtihadi. Yakni berhenti sesuai dengan keinginan sendiri. Waqaf yang di pilih oleh seorang Qori untuk menghentikan bacaannya pada lafadz tertentu yang di kehendakinya. Dan hanya bisa dilakukan oleh yang menguasai kaidah bahasa Arab. Waqaf ini terbagi menjadi empat :
Waqaf Tam
Waqaf tam artinya waqaf yang berhenti dengan sempurna, berhenti pada ayat yang sempurna tidak ada kaitan ayat yang di waqafkan dengan ayat sebelumnya atau setelahnya. Contoh : مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤) اِيَّاكَ نَعبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ayat ini ke-4 tidak ada kaitannya dengan ayat ke-5 karenaa ayat ke empat merupakan pemujaan kepada Allah, sedangkan ayat ke-5 merupakan sebuah ungkapan komunikasi ‘Ubudiah.
Waqaf Hasan
Waqaf hasan artinya adalah bagus, dalam artian waqaf yang di lakukan sudah bagus dalam susunan bahasa Arab meski tidak sempurna karena tidak merusak makna dalam ayat yang di baca, namun Waqaf ini masih memiliki kaitan dengan ayat sebelumnya dan setelahnya. Contoh :
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
Berhenti pada lafadz (الصَّلٰوةَ ) sudah menunjukan makna sempurna, namun harus memulai dari lafadz (وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ) karen masih ada ayat sebelumnya masih ada hubungan makna dan lafadz dengan ayat setelahnya yang akan dibaca.
Waqaf Kafi
Waqaf Kafi artinya artinya lengkap, artinya waqaf ini sudah lengkap secara susunan bahasa Arab, tidak ada kaitan ayat sebelumnya dengan ayat setelahnya dalam susunan, namun memiliki kaitan dalam maknanya. Contoh :
٥ اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ (٦) خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ࣖ
Berhenti pada lafadz (لَا يُؤْمِنُوْنَ) sudah sempurna dalam susunan bahasa Arab, namun memiliki kaitan makna dengan ayat setelahnya.
Waqaf Qobih
Waqaf Qobih artinya buruk, jelek, waqaf ini adalah waqaf yang maknanya belum sempurna, apabila berhenti maka akan merusak lafadz dan maknanya. Contoh pada lafadz :
بِسْمِ اللّٰهِ berhenti pada lafadz بِسْمِ merusak susunan bahasa, yakni بِسْمِ berkedudukan mudhaf, dan lafadz اللّٰهِ mudhaf ‘ilaih. Seperti halnya kalimat majemuk yang tidak dapat di pisahkan.