HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Waqaf Dan Washal

Waqaf Dan Washal

Waqaf Dan Washal

Berenti membaca dan melanjutkan bacaan dalam Al-Qur’an di sebut dengan Waqaf Dan Washal, ada beberapa tanda-tanda waqaf yang mesti di ketahui. Hal ini berguna agar kita lebih memahami makna Al-Qur’an, karena bila tidak, berhenti bukan pada tempat atau tanda-tanda waqaf di khawatirkan merusak makna Al-Qur’an sendiri. Tak hanya waqaf bahkan ketika ingin membaca tanpa terputus (washal) yang artinya membaca terus, berlangsung. Kita pun tahu bahwa bacaan tersebut semestinya tidak di baca waqaf melainkan harus di baca washal. Dalam arti lain hal ini berkaitan dengan Macam-macam Waqaf. Berikut adalah tanda-tanda nya.

Tanda WaqafNama WaqafKeterangan
موقف لا زمMesti berhenti
طوقف مطلقTempat yang sempurna untuk berhenti
قلىالوقف اولىLebih utama berhenti 
قفالوقف Berhenti lebih utama
جوقف جا ئز Boleh berhenti boleh di teruskan
 ؞___؞معا نقه Boleh berhenti pada salah satu tanda ini tapi tidak boleh berhenti di kedua nya

Sebagaimana di jelaskan di atas tanda-tanda waqaf memiliki ciri khasnya tersendiri. Sebagai contoh : 

Tanda WashalContoh Ayat
م
اِنَّكَ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۘ
ط
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ؕ
قلىوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْتَرِيْ لَهْوَ الْحَدِيْثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًاۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ
قفالٓمٓقف تِلْكَ اٰيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيْمِ
ج ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ شَآءَاتَّخَذَاِلٰی رَبِّهِ مَأٰ بًا
؞___؞ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Setelah membahas waqaf kini adalah tanda wadhal yang harus di ketahui. 

Tanda WashalNama WashalKeterangan
لا لَاوَقْفَ فِيْهِ Tidak boleh berhenti 
صلى الوَصْلُ الاَوْلٰى Lebih utama berhenti
ز المُجَوَّزُ Boleh berhenti
ص الْمُرَخَّصُ Tempat mengisyaratkan boleh berhenti sebagai tanda kemurahan bagi pembaca karena terlalu panjang
ققِيْلَ اْلوَقْفُ Menurut suatu pendapat boleh berhenti pada tanda ini (Khilafiyyah)

Dan berikut contohnya

Tanda WashalContoh Ayat
لا تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيْمِۙ
صلىاِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـِٕيْنَ وَالنَّصٰرٰى وَالْمَجُوْسَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا ۖاِنَّ اللّٰهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ
زاَمْ لِلْاِنْسَانِ مَاتَمَنَّى ز فَلِلّهِ اْلاٰخِرَةِ وَاْلاُوْلٰى
صوَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ
قوَاَّلذِيْنَ اَشْرَكُوْا ق اِنَّ اللهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ

Namun perlu di catat, saat membaca washal di akhir ayat, jangan sampai harokat terakhir ayat tersebut tidak terbaca karena washal adalah menyambung bacaan, meski di akhir ayat, maka harokat harus tetap terbaca. Contoh :  اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ

Meski pada pembacaan lafadz اِهْدِنَا berharokat kasroh, di keranakan hamzah waqaf dan berupa fi’il amar, sehingga ketika di di washal maka menjadi اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ

Waqaf Dan Washal