HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Mengimani Qadha Dan Qadar

Mengimani Qadha Dan Qadar

Mengimani Qadha Dan Qadar

Umat muslim mengenal qadha dan qadar sebagal salah satu rukun iman dalam Islam. Sebagaimana manusia diperintahkan untuk beriman kepada-Nya, maka Mengimani Qadha Dan Qadar merupakan bentuk rukun iman yang wajib diimani. Mengimani qadha dan qadar berarti meyakini bahwa segala sesuatu nasib baik dan buruk yang menimpa manusia sudah diaturdengan batasan-batasan tertentu. Umat manusia tidak dapat mengetahui qadha dan qadar sebelum peristiwa qadha dan qadar itu terjadi.

A. Beriman kepada Qadha dan Qadar

1. Pengertian Qadha dan Qadar

Secara bahasa qadha memiliki beberapa pengertian, yaitu hukum, keputusan, ketetapan, kehendak. Sedangkan qadar secara bahasa artinya kepastian, ukuran, kekuasaan, perwujudan kehendak. Secara istilah, yang dimaksud qadha adalah ketepan Allah terhadap segala sesuatu sejak zaman azali. Zaman azali, yaitu zaman ketika segala sesuatu belum tercipta. Qadar ialah perwujudan kehendak Allah Swt. terhadap semua makhluk-Nya dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Iman kepada qadha dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan iman kepada takdir. Pengertian iman kepada takdir adalah percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, seperti adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki, dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah Swt.

اِنَّا كُلَّ شَىۡءٍ خَلَقۡنٰهُ بِقَدَرٍ

Artinya: “Sungguh Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. Al-Qamar/54: 49)

2. Ciri-ciri Orang yang Beriman kepada Qadha dan Qadara.

  • Selalu menyadari dan menerima kenyataan. Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah. Pada hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah Swt.
  • Senantiasa bersikap sabar. Orang yang beriman kepada gadha dan qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam situasi senang atau bahagia. Dengan demikian, orang yang beriman kepada takdir Allah Swt senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya
  • Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah. Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan oleh Allah Swt.
  • Selalu bersikap optimis, tidak pesimis. Keyakinan terhadap qadha dan qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis, sehingga tidak mudah putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak akan berputus asa.
  • Senantiasa menerapkan sikap tawakal. Tawakal (berserah diri kepada Allah Swt.) akan tumbuh pada diri seseorang jika ia meyakini bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha Bijaksana sehingga menurut keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan.

B. Takdir Muallaq dan Takdir Mubram

Takdir mu’allaq secara bahasa artinya sesualu yang digantungkan. Jadi takdir mu’allaq adalah ketentuan Allah Swt. yang mengikut sertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peran untuk berusaha, sedangkan hasil akhirnya akan ditentukan oleh Allah Swt. Berikut beberapa contoh dari takdir mu’allaq: Jika Anda ingin pandai alau unggul di beberapa bidang, maka Anda harus berusaha lebih giat daripada yang lainnya. Anda harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Ingin memiliki tubuh yang sehat sampai usia senja, Anda harus memperhatikan yang Anda konsumsidan rutin berolahraga. Kemakmuran bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah, rajin menabung, dan hemat. Agar seseorang menjadi pandai, sehat dan hidup makmur maka harus berusaha meraihnya,bukan pasrah menunggu nasib. Seperti itulah gambaran tentang takdir mu’allaq.

Jadi, dalam takdir mu’allaq manusla diberi peran untuk ikut campur, yaítu dengan berusaha sebaik dan semampunya agar mencapai sesuatu seperti yang dicita-citakan. Perhatikan firman Allah Swt berikut ini:

ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

Artinya: “..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubahkeadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du/13:11)

Takdir mubram. secara bahasa artinya sesuatu yang tidak dapat dielakkan atau sudah pasti. Jadi, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah Swt. yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. Contoh takdir mubram antara lain sebagai berikut.

  1. Waktu ajal seseorang tiba.
  2. Usia seseorang.
  3. Jenis kelamin seseorang.
  4. Warna darah yang merah.
  5. Bumi mengelilingi matahari
  6. Bulan mengelingi bumi

Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di suatu tempat, pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan tempat yang sudah ditentukan itu. la tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari malaikat Izrail, meskipun ia berada di dalam sebuah tembok benteng yang sangat kokoh. Perhatikanlah firman Allah Swt. berikut ini :

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

Artinya : “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. Ar-A’raf/7:34)

C. Manfaat Beriman kepada Qada’ dan Qadar

Seseorang yang beriman kepada qadha’ dan qadar akan memperoleh banyak manfaat. Di antaranyasebagai berikut.

a) Menenangkan jiwa

Seseorang yang beriman kepada qadha‘ dan qadar akan mendapatkan ketenangan jiwa. Hal iní dikarenakan la merasa senang dan menerima dengan ikhlas atas semua ketentuan Allah Swt. tidak ada kekhawatiran dalam jiwa. Karena ia meyakini bahwa Allah Swt senantiasa menghendaki kebaikan pada diri hamba-Nya.

b) Senantiasa bersikap sabar dan syukur

Apabila mendapat nikmat, ia akan bersyukur kepada Allah Swt. Ciri orang yang bersyukur yaitu dialam hatinya merasa cukup atas pemberian Allah Swt. Kemudian, rasa syukur tersebut diwujudkan secara lisan dan perbuatan. Syukur secara lisan yaitu dengan mengucapkan “alhamdulillah“, memperbanyak ibadah, sedekah, serta menggunakan nikmat-nikmat tersebut sesual kehendak Allah Swt. Orang yang beriman kepada qadha dan qadar juga akan sabar, pasrah, dan tawakal apabila mengalami kesulitan, kesusahan, terkena musibah, ataupun cobaan. Bentuk musibah atau cobaan bisa berupa bencana alam, kebakaran, fisik yang lemah, penyakit, kekurangan bahan makanan, dan lain sebagainya. Semua musibah dan cobaan pada hakikatnya bertujuan untuk menguji Keimanan seorang hamba. Oleh karena itu, sikap terbaik dalam menghadapi musibah dan cobaan adalah dengan bersabar.

c) Menumbuhkan sifat optimis

Seseorang yang beriman kepada qadha‘ dan qadar akan memiliki sifat optimis. Kegagalan meraih cita-cita tidak membuatnya berputus asa, justru sebaliknya makin bersemangat berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. la meyakini setiap kegagalan pasti ada pelajaran berharga. la akan segera introspeksi diri mencari kelemahan dan kekurangannya. Setelah mengetahui kelemahan dan kekurangan tersebut, ia akan belajar dan berlatih dengan tekun. Di hatinya ada keyakinan bahwa suatu saat cita-cita tersebut pasti tercapai.

d) Menjauhkan diri dari sifat sombong

Seseorang yang beriman kepada qadha‘ dan qadar apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggapsemua itu adalah karunia Allah Swt. la tidak pernah mengatakan semua itu merupakan hasil usahanya sendiri. la tetap merasa rendah hati kepada siapa pun.

Itulah pembahasa singkat mengenai Mengimani Qadha Dan Qadar. Semoga menambah keimanan kita kepada Allah SWT.