Tafkhim Dan Tarqiq
Tafkhim Dan Tarqiq
Materi Tafkhim Dan Tarqiq disini tidak akan di bahas terpisah seperti buku-buku lainnya. Membaca Al-Qur’an perlu membedakan antara bacaan Tafkhim Dan Tarqiq. Para Ulama menyimpulkan pada 3 (tiga) hal yang harus Tafkhim Dan Tarqiq.
1. Huruf isti'la
Sudahkah anda tahu berapa jumlah huruf Isti’la? Benar, huruf isti’la berjumlah tujuh sebagaimana pada materi Makhorijul Huruf. Huruf-hurufnya antara lain :
Namun pembacaan tafkhim pada huruf Isti’la terbagi menjadi dua bagian.
- Tafkhim yang kuat
- Tafkhim lebih ringan
Tafkhim yang kuat di baca saat huruf Isti’la berharokat fathah ( َ ) atau dhommah ( ُ ) dan Isti’a ketika sukun setelah harokat fathah ( َ ) atau dhommah ( ُ ) contoh :
خَيْرٌ – غُمَّةٌ – يَقْبِضُ – يُظْلَمُوْنْ
Sedangkan tafkhim yang ringan ketika huruf Isti’la berharokat kasroh dan Isti’la yang berharokat sukun setelah huruf yang berharokat kasroh. Contoh :
طِيْن – سِـخْرِيّاً
Namun, khusus untuk huruf Isti’la Ro ( ر ) apabila berharokat kasroh maka di baca tarqiq. Dan huruf Isti’la di baca tafkhim apabila jatuh setelah huruf nun ( نْ ) sukun atau tanwin. Kecuali bertemu dengan huruf Ghoin dan Kho’. Contoh :
يَنْصُرَكَمْ – مَنْضُوْدْ – يَنْطِقُ – يَنْظُرُ
2. Huruf Ro’
Namun Pada huruf Ro (ر) pembacaan tafkhim terbagi menjadi tiga :
- Tafkhim (Tebal/berat)
- Tarqiq (Tipis/ringan)
- Jawazul Wajhain (Boleh tebal, boleh tipis atau ringan)
Ro (ر) Tafkhim
Huruf Ro (ر) masuk pada pembahasan tafkhim mesti terbagi menjadi tarqiq hal ini memudahkan kita menghafal-huruf-huruf tafkhim itu sendiri. Adapun huruf Ro (ر) yang di baca tafkhim apabila :
- Ro (ر) berharokat dhommah atau dhommatain. Contoh : اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْن – غَفُرٌ رَحِيمْ
- Ro (ر) fathah atau fathatain. Contoh : رَبِّ العاَلَمِيْنْ – رَبُّ الْمَشرِقِ
- Ro (ر) sukun sebelum hamzah washol. Contoh : ارْجِعِيْ – اَمِ ارْتَابُوْا
- Ro (ر) sukun atau sukun sebelumnya berharokat fathah atau dhommah. Contoh : وَاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ – مَرْضِيَّةْ – فُرْقَانْ – قُرْأَنْ
- Ro (ر) sukun setelahnya huruf isti’la yang tidak berharokat kasroh dan berada dalam satu kalimat. Contoh : قِرْطاَسٌ – مِرْصاَدٌ – فِرْقَةٌ – اِرْصَاداً
- Ro (ر) sukun atau sukun karena waqof, sebelumnya berharokat fathah atau dhommah. Contoh : يَوْمَ تَرْجُفُ اْلاَرْضْ – فَصَلِّ لِرَبِّمكَ وَانْحَرْ – اِنِّ شَانِئَكَ هُوَالْاَبْتَرْ
- Ro (ر) sukun karena waqof dan sebelumnya terdapat huruf alif. Contoh : اَلْـجَبّاَرْ – هُوَالْعَزِيْزُ الْغَفَّارْ –
- Ro (ر) sukun karena waqof sebelumnya huruf yang berharokat sukun dan sebelumnya berharokat fathah atau dhommah. Contoh : وَالْفَجْرِ – جِمَالَةُ ضُفْرٌ
Ro (ر) Tarqiq
- Ro (ر) sukun berharokat kasroh. Contoh : وَتَعَاوَنُ عَلَى الْبِرِّ والتَّقْوَى Ro (ر) sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh dan sesudahnya bukan huruf Isti’la, Contoh : فِرْعَوْنْ – مِرْيَةٌ
- atau bertemu huurf Isti’la namun tidak dalam satu kalimat (dua kalimat). Contoh : فَاصْبِرْ صَبْراًجَمِيْلاً
- Ro (ر) sukun karena waqof, sebelumnya huruf yang berharokat kasroh atau huruf ya (ي). Contoh : جَمِيْعٌ مُنْتَصِرٌ – حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
- Ro (ر) sukun karena waqof, sebelumnya bukan huruf Isti’la dan selumnya di dahului oleh kasroh. Contoh : ذِيْ الذِّكْرِ
Ro (ر) Jawazul Wajhain (جَوَازُ الْوَجْهيْنْ)
- Ro (ر) sukun yang jatuh setelah huruf yang berharokat berharokat dan setelahnya huruf Isti’la. Contoh : فِرْقٍ
- Ro (ر) sukun karena waqof sebelumnya huruf isti’la yang bersukun dan sebelum huruf Isti’la tersebut berharokat kasroh. Contoh : عَيْنَ الْقِطْرِ – مِصْرِ
3. Lafadz Jalalah (الله)
Yang di maksud dengan adalah lafadz Allah (الله) yang bermakna kebesaran dan keagungan Allah dan banyak sekali kite temukan dalam Al-Qur’an. Cara membacanya pun terdapat dua macam, yaitu :
- Tafkhim
- Tarqiq
Lafadz Jalalah (الله) tafkhim
- Lafadz Allah (الله) di baca tafkhim adalah lafadz yang berupa Mubtada’ (yakni berada pada awal kalimat). Contoh : اللهُ لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَالْحَيّ الْقَيُّوْمْ – اللهُ نُوْرُالسَّمَاوَاتِ
- Lafadz Allah (الله) di baca tafkhim apabila setelah huruf yang berharokat fathah. Contoh : قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ
- Lafadz Allah (الله) di baca tafkhim apabila setelah huruf yang berharokat dhommah. Contoh : رَسُوْلُ الله
Lafadz Jalalah (الله) tarqiq
Hanya apabila setalah huruf yang berharokat kasroh. Contoh : بِسْمِ اللهِ – يَرْفَعِ اللهِ – لِلهِ